Wednesday, October 17, 2007

Stay Hungry, Stay Foolish (3)

Cerita ketiga saya adalah tentang kematian.

Ketika saya berumur 17 tahun, saya membaca sebuah moto: "Jika kita hidup setiap hari seperti hari terakhir bagi kita, kita akan menciptakan sesuatu yang benar-benar besar akhirnya." Moto tersebut sangatlah mengesankan saya, dan sejak itu, selama hampir 33 tahun, saya bercermin setiap pagi dan bertanya kepada diri saya sendiri: "Jika hari ini adalah hari terakhir saya, apakah saya akan melakukan apa yang seharusnya saya lakukan?" Dan ketika jawabannya "tidak", saya tau bahwa ada sesuatu yang harus saya rubah.

Mengingat bahwa saya akan segera mati adalah alat yang sangat penting dalam membantu membuat pilihan-pilihan besar dalam hidup saya. Oleh karena hampir segalanya-- harapan, status, ketakutan, rasa malu, atau gagal-semuanya akan sirna ketika kita menghadapi kematian. Dan hanya meninggalkan apa yang benar-benar penting.

Mengingat bahwa anda akan segera mati adalah jalan terbaik yang saya tahu untuk menghindari jebakan pemikiran bahwa anda memiliki sesuatu yang harus anda lepaskan. Kita semua sudah telanjang. Tidak ada alasan anda tidak mengikuti apa kata hati anda.

Sekitar setahun lalu, saya didiagnosa mengidap kanker. Saya dipindai pada jam 7.30 pagi, dan hasilnya menunjukkan dengan jelas ada segumpal tumor pada pankreas saya. Saya bahkan tidak mengetahui apa itu pankreas. Dokter mengatakan bahwa ini merupakan jenis kanker yang hampir tidak dapat disembuhkan, dan harapan hidup saya tidak lebih dari tiga sampai enam bulan lagi. Dokter saya menyarankan saya untuk beristirahat di rumah dan melakukan hal-hal yang sangat saya inginkan, di mana ini merupakan sebuah kode darinya untuk mempersiapkan kematian. Ini berarti saya harus mencoba untuk menceritakan kepada anak-anakmu apa yang kamu pikirkan dalam 10 tahun ke depan hanya dalam beberapa bulan. Ini berarti bahwa saya harus mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik sehingga segalanya menjadi lebih mudah bagi keluarga saya. Ini berarti saya harus mengucapkan perpisahan.

Saya hidup dengan diagnosis tersebut sepanjang hari. Sampai pada suatu senja saya melakukan biopsi, di mana mereka memasukkan sebuah endoskop ke tenggorokan, melewati perut, dan memasukkannya ke usus besar saya. Kemudian dokter akan memasukkan jarum ke pankreas saya dan mengambil beberapa sel kanker dari tumornya.

Saya sudah ikhlas, akan tetapi istri saya yang mendampingi saya, mengatakan bahwa ketika mereka mengamati sel-sel itu dengan mikroskop para dokter terharu mengetahui bahwa kanker tersebut berubah ke dalam bentuk kanker pankreas yang sangat jarang dan itu semua dapat disembuhkan dengan operasi bedah. Saya kemudian dibedah dan akhirnya saya baik-baik saja sekarang.

Waktu-waktu itu merupakan waktu yang paling dekat bagi saya menghadapi kematian, dan saya harapkan dalam beberapa dekade ke depan. Menghadapi itu semua, saya dapat mengatakan kepada kalian dengan sedikit lebih yakin waktu kematian merupakan sebuah konsep intelektual yang berguna dan murni: Tidak ada seorang pun yang ingin mati. Bahkan orang yang menginginkan masuk surga pun tidak ingin mati untuk mendapatkannya. Namun kematian merupakan sebuan tujuan yang kita semua miliki. Tidak ada seorang pun yang dapat lolos darinya. Dan memang demikian adanya, karena kematian merupakan penemuan terhebat dalam kehidupan. Ia merupakan agen pengubah kehidupan. Ia akan menyingkirkan yang tua untuk membuka jalan bagi yang lebih muda. Sekarang ini masih baru bagi kalian, tetapi suatu hari tidak lama dari sekarang, kalian akan menjadi tua dan akan tersingkir. Maafkan jika terlalu didramatisasi, tapi ini benar adanya.

Waktu kita sangat terbatas, jadi jangan buang itu percuma untuk hidup orang lain. Jangan terperangkap dengan dogma hidup dengan hasil pemikiran orang lain. Jangan biarkan suara-suara orang lain yang akan meredam suara hati kita sendiri.

Dan yang terpenting, mempunyai keberanian untuk mengikuti hati dan intuisi anda. Entah bagaimana caranya, mereka telah mengetahui apa yang benar-benar kalian ingin lakukan. Selain itu semua hanyalah pelengkap.

Ketika saya masih muda, terdapat sebuah publikasi yang sangat mengagumkan yang bernama The Whole Earth Catalog, yang mirip seperti sebuah kitab suci dalam generasi saya. Publikasi ini diciptakan oleh seorang mahasiswa bernama Stewart Brand di Menlo Park, tidak jauh dari sini, dan dan diamembawanya ke dalam kehidupan dengan sentuhan puitisnya.

Ini semua terjadi pada akhir tahun 1960-an, sebelum PC dipublikasikan, sehingga itu semua dibuat oleh juru tik, gunting, dan kamera polaroid. Ini semua seperti Google dalam bentuk kertas, 35 tahun sebelum Google lahir; Itu semua sangatlah idealistis, dan dibanjiri dengan alat-alat dan pemikiran yang hebat.

Stewart dan timnya mempublikasikan beberapa issue dalam The Whole Earth Catalog, dan ketika dimulai kursus tentang itu, mereka mempublikasikan Final Issue. Itu terjadi pada pertengahan 70-an, ketika saya seusia kalian. Pada sampul belakang dari Final Issue mereka terdapat foto sebuah jalan di pedesaan pada waktu pagi hari, yang mungkin akan membuat kita berpikir untuk menjelajahinya jika kita berjiwa petualang. Di bawahnya terdapat kata-kata: "Stay Hungry.Stay Foolish."

Kata-kata tersebut merupakan pesan terakhir mereka sebelum mereka lulus. Stay Hungry. Stay Foolish. Dan saya selalu mengingatkannya kepada diri saya. Dan sekarang, dengan kelulusan kalian semua, saya mengharapkannya kepada kalian semua. Stay Hungry. Stay Foolish.

Terima kasih banyak.
Steve Jobs

0 comments:

 

Copyright © CARPE DIEM!!! Design by Free CSS Templates | Blogger Theme by BTDesigner | Powered by Blogger