Wednesday, October 31, 2007

Pelesetan

PELESETAN amat populer dalam budaya kita dan selalu menarik perhatian, apalagi nuansanya selalu parodi dan humor. Pelesetan juga populer di kalangan praktisi pemasaran. Pelesetan seringkali dimanfaatkan para pelaku pemasaran untuk menarik perhatian. Modalnya cuma kreatifitas, bagaimana memelesetkan isu-isu yang sedang hangat, seperti KKN dan pemilu.

Pemilu dengan 48 partai jelas membuat semua orang bingung memilih. Mau pilih yang mana? Partai-partai politik sendiri berusaha menjangkau rakyat, dengan propaganda paling sederhana : mengajari pemilih untuk mencoblos berdasarkan nomor. Isu nomor ini unik. Sebab, bangsa kita punya sentimen sendiri terhadap angka dan artinya. Ada angka yang dianggap mujur dan membawa keberuntungan. Ada pula angka yang kurang populer dan dianggap sial. Tak mengherankan apabila ada produk yang bermerek angka. Misalnya rokok “234” atau puyer sakit kepala “No.16” dari Bintang Tujuh. Dalam masa kampanye lalu, sang puyer ikut beriklan dengan gaya pelesetan : “Pilih saja No.16!” Maksudnya tentu bukan partai, melainkan obat sakit kepala. Banyak teman yang tersenyum simpul melihat iklan itu.

KKN, dalam satu tahun terakhir ini, menjadi istilah yang amat dan sangat populer di sini. Barangkali melebihi kepopuleran CNN. Para pengiklan pun ikut menggunakannya, dengan aneka gaya pelesetan. Terakhir, saya melihat dalam iklan perusahaan kursi. KKN dipelesetkan menjadi “Kursi Kuat Nyaman”. Ada-ada saja!

Menjelang hari-H pemilu, istilah yang kembali populer adalah nyoblos. Dalam pergaulan sehari-hari, nyoblos merupakan subjek populer untuk dipelesetkan. Apalagi, kata itu mudah dipelesetkan ke daerah porno. Maka, “nyoblos” dan “coblos” ikut menjadi isu panas. Minuman energi Extra Joss yang berlafal senada dengan nyoblos pun beriklan-ria bergaya pelesetan untuk memanfaatkan isu nyoblos sebaik mungkin. Mumpung lagi panas.

Asas pemilu yang “jurdil” dan “luber” juga ikut menjadi isu panas. Di Indonesia, entah kenapa, tradisi jargon dan istilah amatlah populer. Malah, selama 32 tahun Orde Baru, sudah tak terkira berapa banyak istilah dan jargon yang diciptakan oleh birokrasi untuk memopulerkan sebuah kebijakan. Kalau saja ada orang yang mau membuat kamus jargon Orde Baru, pasti akan laris. Nah, jargon “luber” ini pada masa kampanye juga dimanfaatkan oleh sebuah perusahaan bir. Dengan gaya pelesetan yang khas, mereka mengiklankan gelas yang diisi bir hingga luber.

Dalam bahasa inggris, kata yang paling populer barangkali adalah kata makian “f**k”. Begitu populernya, sampai ada kamusnya tersendiri. Rumah Mode French Connection, milik Stephen Marks, tercatat sangat berhasil dalam beriklan gaya pelesetan, dan punya rekor tersendiri. Dengan mengandalkan kalimat “French Connection United Kingdom”, mereka menciptakan pelesetan singkatan baru yang berbunyi fcuk. Aikon fcuk yang sudah dipelesetkan mereka gunakan di semua produk. Hasilnya? Langsung Enak! (begitu kata slogan iklan). T-Shirt mereka sampai terjual 200.000 helai. Manjur,kan?

Fcuk memang menarik perhatian, karena sepintas sama benar dengan “f**k”, kata makian yang populer itu. Konsumen biasa sering terkecoh. Saya sendiri, pertama kali melihatnya di Malaysia, empat tahun lalu, merasa ikut dikelabui. Mulanya kaget. Tapi, setelah saya baca dengan teliti, tak urung saya ikut tersenyum, dan juga membeli T-shirt-nya.

Aikon fcuk ala plesetan itu cepat populer dan dianggap menjadi aikon baru gerakan anti-fashion. Berkat popularitas itu, Stephen Marks mengklaim biaya promosi mereka ikut menjadi irit. Selama tiga tahun, ia menghabiskan biaya 3 juta. Ia membandingkan dengan GAP yang menghabiskan 15 juta dan Calvin Klein yang berbujet 40 juta.

Strategi pelesetan itu jelas murah meriah dan tidak haram ditiru. Dengan pelesetan, anda mencoba meraih perhatian lebih banyak. Pelesetan membuat promosi anda tampil menyolok, Pelesetan adalah bukti bagaimana kreatifitas, imajinasi dan improvisasi dapat menjadi jurus maut pemasaran.

(diketik ulang dari buku “Anti Marketing : Jurus Ampuh Menumpas Persaingan!”, karya Kafi Kurnia, hlm. 43-45)

0 comments:

 

Copyright © CARPE DIEM!!! Design by Free CSS Templates | Blogger Theme by BTDesigner | Powered by Blogger