Wednesday, May 30, 2007

Nasib orang kere.....(n)

0 comments
So many books.......

So little money...hiks... :-(

AAARRRRRGGGGHHHHHH.....!!!!!!!!

Ya Allah.....Help.........
Read full post »

Monday, May 28, 2007

Kisah Luqman

0 comments
Kisah yang sangat populer di kalangan umat muslim ini mengisahkan tentang cara unik Luqmanul Hakim mendidik putranya tentang keyakinan dalam mengambil keputusan :

Dikisahkan, pada suatu hari Luqman dan putranya hendak menjual keledai mereka ke pasar. Lalu pergilah mereka menuju pasar, dimana Luqman menunggang keledai, sedangkan putranya mengiringi menghela keledai dengan berjalan kaki. Baru beberapa lama berjalan, mereka berpapasan dengan sekelompok orang. Kemudian orang2 tersebut mencibir Luqman.
“Lihatlah, ayahnya membiarkan anaknya jalan kaki, sedangkan dia enak saja naik keledai”

Mendengar cibiran itu, mereka berganti posisi. Luqman yang menghela keledai, sedangkan putranya naik di punggung keledai. Setelah beberapa lama melanjutkan perjalanan, mereka kembali berpapasan dengan sejumlah orang yang juga kemudian mencibir mereka.
“Wahai, dunia sudah gila rupanya. Hei...anak muda, mengapa kau biarkan ayahmu yang sudah tua itu berjalan kaki, sedangkan kamu enak-enak menaiki keledai!”

Mendengar celaan itu, Luqman meminta anaknya untuk naik ke atas keledai sehingga kini kedua orang itu menunggangi keledai. Kemudian mereka melanjutkan perjalanan. Tak lama kemudian, mereka kembali berpapasan dengan sekelompok orang. Orang2 tersebut kemudian berkomentar lagi.
“Sungguh keterlaluan mereka, keledai yang malang itu kepayahan karena dipaksa mengangkat beban mereka berdua sekaligus. Betul betul sebuah penyiksaan!”

Mendengar itu, Luqman dan putranya memutuskan untuk bersama sama jalan kaki dan membiarkan keledai tanpa penumpang. Keputusan inipun dicela banyak orang. Luqman dan putranya dianggap bodoh karena tidak menggunakan keledai sebagai tunggangan.

Karena terus menerus dicela, akhirnya Luqman dan putranya memutuskan untuk memanggul keledai itu dengan sebatang bambu yang kuat. Namun apa yang terjadi?? Mereka justru semakin dikecam dan dianggap sebagai orang gila.
“Keledai yang sehat itu bukannya ditunggangi, malah dipanggul. Dasar orang gila!”

Itulah pelajaran yang diberikan Luqman kepada anaknya. Bahwa kita tidak bisa memuaskan dan menyenangkan semua orang. Walaupun Luqman telah mencoba mengakomodir pendapat setiap orang, namun pada akhirnya tidak ada keputusan yang sempurna, karena tidak pernah ada keputusan yang dapat memuaskan semua orang.
Tidaklah mudah mengambil keputusan apabila pertimbangannya adalah pendapat orang lain, karena setiap orang memiliki sudut pandang dan kepentingan yang berbeda.
Read full post »

Wednesday, May 23, 2007

Flowers For Algernon

0 comments

Pernah kebayang gak kalo kita tiba2 jadi orang paling jenius di dunia?
Hemm...gimana ya rasanya jadi orang jenius...?? Seru kali yee...

Cobalah tanyakan pertanyaan itu pada Charlie, salah satu tokoh dalam novel fiksi yang sangat menyentuh, berjudul “Flowers for Algernon” karya Daniel Keyes, diterbitkan oleh penerbit UFUK. Seperti novel Keyes sebelumnya, “24 Wajah Billy” dan “Pertarungan Jiwa Billy”, novel ini juga merupakan jenis novel psikologis. Gaya penuturan tokohnya mengingatkan saya pada novel2 psikologis non fiksi karya Torey Hayden seperti “Sheila”, “Kelas 205”, “Kevin”, ataupun novel2 non fiksi sejenis seperti “A Child Called It”.

Salah satu hal menarik dari novel ini buat saya adalah gaya penceritaan tokoh Charlie yang menceritakan dari sudut pandang orang pertama, yaitu tokoh Charlie sendiri, yang menulis diary perkembangan dia selama menjalani proses terapi ‘penjeniusan otak’. Membaca novel ini kita bagaikan membaca langsung diary Charlie, dimana kita diajak untuk menyelami apa yang terjadi dalam kepala Charlie. Siapa yang menyangka pada akhirnya kecerdasan yang ia peroleh malah menjadikan dirinya merasa terasing dan kesepian.

Selama membaca ‘diary’ Charlie, saya merasa seolah-olah sayalah Charlie! Saya bisa merasakan apa yang dirasakan Charlie. Saya bisa merasakan kegamangan dan kebingungan Charlie pada periode transisi dari seorang dungu menjadi seorang jenius. Saya bisa merasakan excitement yang Charlie alami ketika tiba2 saja segala hal menjadi sangat jernih buatnya. Hal2 yang dulu sangat sulit ia pahami, tiba2 saja menjadi hal yang sangat sederhana buat dia, dan itu membuatnya semakin bernafsu untuk tahu lebih banyak lagi tentang segala hal. Saya bisa merasakan kegalauan hati Charlie ketika dia menyadari orang2 yang ia sukai dan ia anggap teman tiba2 saja berubah dan menganggap ia ‘berbahaya’ karena ia menjadi pintar, kecerdasannya ternyata menjadi ‘ancaman’ buat orang lain. Saya juga bisa merasakan kehilangan yang amat sangat ketika Algernon, satu2nya sahabat setia dan ‘teman senasib’ saya *eh, Charlie maksudnya* ternyata harus mati ditengah ‘perjuangan’ mereka. Dan yang paling penting, saya bisa merasakan kehampaan dan kesepian yang ia alami.
Ehmm....ternyata menjadi jenius tidak seenak yang saya bayangkan yah :-)

Hadirin sebangsa dan setanah air, inilah sedikit bocoran alur cerita (versi saya)...
Alkisah, Charlie adalah seorang pemuda yang memiliki keterbelakangan mental sejak lahir. Dengan IQ yang jongkok (atau tiarap??), sepanjang hidupnya Charlie selalu dipermainkan dan jadi bahan olok-olok orang2 sekitarnya. Walaupun dari kacamata Charlie yang sederhana, semua perlakuan yang dia terima adalah bentuk kasih sayang orang2 terhadap dirinya. Karena itu Charlie merasa senang. Karena itu Charlie merasa cukup bahagia dengan hidupnya yang dikelilingi oleh orang2 yang dia anggap sebagai teman2nya.

Sampai pada suatu waktu, ada sekelompok ilmuwan yang menemukan metode untuk memperbaiki dan mempercepat pertumbuhan jaringan di otak. Kelompok ilmuwan tersebut percaya bahwa metode penemuan mereka ini akan dapat menolong orang2 seperti Charlie untuk dapat memiliki kemampuan otak seperti orang normal, bahkan jauh di atas kemampuan otak orang normal. Singkatnya, metode ini dipercaya bisa mengubah seseorang menjadi sangat jenius. Apalagi setelah melihat perkembangan Algernon, tikus eksperimen yang berkembang menjadi jenius, para ilmuwan tersebut semakin yakin bahwa metode ini juga bisa diterapkan pada manusia. Akhirnya dipilihlah Charlie sebagai manusia pertama yang diujicoba untuk menguji apakah metode ini benar2 bisa digunakan untuk membantu orang2 tidak beruntung seperti Charlie.

Awalnya, proses ini berjalan mulus dan kelihatan baik2 saja. Charlie memang mengalami perkembangan kecerdasan yang sangat pesat. Everybody seems happy. Bahkan kemudian kecerdasan Charlie mencapai taraf kecerdasan yang jauh melampaui para ilmuwan hebat yang telah membuatnya jenius. Hingga suatu saat, Algernon tiba-tiba menunjukkan gejala aneh diikuti penurunan kecerdasan yang (juga) sangat pesat, dan kemudian mati. Pada saat yang hampir bersamaan, Charlie --yang kini sudah jauh lebih cerdas daripada para ilmuwan hebat yang ‘menciptakannya’--, menemukan sendiri kelemahan dan cacat metode tersebut. Dengan kejeniusan otak yang dia miliki saat itu, dia harus berpacu dengan waktu untuk menemukan solusi mengatasi kelemahan tersebut agar ia tidak bernasib sama seperti Algernon sahabatnya.

Hemmm...apakah kejeniusan Charlie bisa mengalahkan sang waktu??

Apakah Charlie akan mengalami hal yang sama seperti Algernon sahabatnya??
Atau justru --seperti biasa-- sang WAKTU lah yang akan kembali menunjukkan keperkasaannya untuk menaklukan kesombongan manusia?? *halah bahasanya kiii...serasa nonton Power Rangers*

Silahkan baca sendiri bukunya untuk mengetahui jawabannya :-)

Sebagai penutup, saya kutipkan kalimat yang bikin saya tertegun dalam novel ini...
“...tidak seharusnya orang mengetahui lebih dari yang diberikan kepadanya oleh Tuhan...”
Read full post »

Sunday, May 06, 2007

Between You and God

0 comments
People are often unreasonable, illogical and self-centered.
Forgive them anyway.

If you are kind, people may accused you of selfish ulterior motives.
Be kind anyway.

If you are successful, you will win some false friends and some true enemies.
Succeed anyway.

If you are honest and frank, people may cheat you.
Be honest and frank anyway.


What you spend years building, someone may destroy overnight.
Build anyway.

If you find serenity and happiness, people may be jealous.
Be happy anyway.

The good you do today people will often forget tomorrow.
Do good anyway.

Give the world the best you have, and it may never be enough.
But give the world the best you have anyway.

You see, in the final analysis, it is all between you and God;
it was never between you and them anyway.










(Mother Teresa, 1910 - 1997)
Read full post »
 

Copyright © CARPE DIEM!!! Design by Free CSS Templates | Blogger Theme by BTDesigner | Powered by Blogger