- Klarifikasi/ulangi pertanyaan sebelum menjawab. Ulangi pertanyaan dari pelanggan, dengan menggunakan kalimat kita sendiri, atau minta pelanggan untuk menjelaskan lebih jauh tentang pertanyaannya. Itu akan menghindarkan kita terlihat bodoh karena memberikan jawaban yang sebenarnya bukan maksud dari pertanyaan mereka.
- Berikan jawaban dari sudut pandang seorang pakar. Pelanggan anda akan cenderung lebih mempercayai seorang "konsultan" yang telah lama dalam suatu bidang tertentu, dibanding seorang salesman biasa yang mengerti cara kerja suatu produk. Tunjukkan bahwa anda bisa menggunakan keahlian anda untuk memecahkan masalah mereka.
- Tetap tenang. Terlepas dari apapun pertanyaannya, percaya diri saja dan tidak usah bersikap defensif.
Wednesday, November 14, 2012
Bersiaplah Menjawab Pertanyaan Sulit dari Pelanggan
Monday, November 12, 2012
Tepang Deui Sareng Abdi Anu Ganteng Tea :-D
Rasanya udah lupa gimana caranya bisa nulis, walaupun hanya beberapa kalimat saja... :-(
Membaca postingan2 lama di blog ini, kayaknya dulu kok gampang amat ya nulis, ngalir aja gitu.
Sekarang mah boro2 bisa kayak gitu... *jedot2in kepala*
Apa jangan2 otak saya makin sini makin tumpul ya?
Kayaknya sih salah satu faktor utamanya adalah karena saya gak serajin dulu dalam aktivitas membaca.
Entah itu baca blog orang, novel, artikel, buku2 bisnis & marketing yang selalu jadi bacaan favorit.
Apapun itu, saya gak akan mencari pembenaran ah.
Yang jelas, malam ini, jam ini, menit ini, detik ini, saya pengeeeeeeeeeennn banget bisa rajin nulis lagi.
Bukan karena saya pengen tulisan saya dibaca banyak orang.
Tapi semata2 kangen aja sama perasaan unexplainabely satisfied *bahasa apa pula ini* pada saat bisa menumpahkan ide/pikiran dalam kepala ke dalam bentuk tulisan.
Well... Mudah2an Allah SWT ngasih saya kemudahan untuk bisa memulai belajar menulis lagi.
Saya juga gak berani janji kalo saya bakal rutin nulis lagi, takut gak kesampean :-p
Doain weh nya ku sarerea :-D
Udah dulu ah, si Bunda pasti udah nungguin saya. Dia mah suka gak bisa tidur kalo saya gak ada di sebelahnya *halah :-p*
Friday, June 11, 2010
Terlalu sexy untuk kerja di Bank?
Thursday, January 08, 2009
Thursday, December 04, 2008
My Name is.... Sung Eun Byung
Caranya :
1. Nama depan adalah angka terakhir pada tahun kelahiran kamu
Contoh:
1977 =7 = Lee
0: Park
1: Kim
2: Shin
3: Choi
4: Song
5: Kang
6: Han
7: Lee
8: Sung
9: Jung
2. Nama tengah adalah bulan kelahiran kamu
Contoh: Februari =2 = Ji
1: Yong
2: Ji
3: Je
4: Hye
5: Dong
6: Sang
7: Ha
8: Hyo
9: Soo
10: Eun
11: Hyun
12: Rae
3. Nama belakang adalah tanggal kelahiran kamu
Contoh: 23 = Ki
1: Hwa
2: Woo
3: Joon
4: Hee
5: Kyo
6: Kyung
7: Wook
8: Jin
9: Jae
10: Hoon
11: Ra
12: Bin
13: Sun
14: Ri
15: Soo
16: Rim
17: Ah
18: Ae
19: Neul
20: Mun
21: In
22: Mi
23: Ki
24: Sang
25: Byung
26: Seok
27: Gun
28: Yoo
29: Sup
30: Won
31: Sub
Friday, November 14, 2008
Sunday, October 12, 2008
Blog = Personal Diary??
Om saya, Guy Kawasaki, dulu pernah bilang, menulis di blog jangan seperti menulis di diary, tetapi menulislah seperti hendak menulis sebuah artikel atau buku, agar ada gunanya untuk siapapun yang membaca.
Kemudian, sesuai petunjuk om saya yang saya kagumi itu, akhirnya saya meniatkan diri untuk tidak menulis di blog, kecuali ada hal-hal yang bisa diambil manfaatnya oleh siapapun yang membaca.
Namuuuunnnnn…. Seperti biasa, segala hal yang sudah kita niatkan atau rencanakan, tidak selalu berjalan dengan mudah. Salah satu kesulitan terbesar adalah, terkadang ada buah pikiran yang akhirnya terwujud dalam bentuk tulisan yang ‘tidak layak baca’. Entah dalam bentuk keluhan, kesedihan, kemarahan, cemoohan, sindiran, umpatan, atau bahkan caci maki. Memformulasikan sesuatu yang negatif dalam kepala kita, menjadi sebuah tulisan yang bergizi tinggi, amatlah sulit. Memerlukan latihan seumur hidup.
Jadi, apakah ini berarti kita harus menulis yang baik2 saja di blog?
Well, here what I thought…
Menurut saya, tulisan di blog kita adalah salah satu cerminan dari siapa diri kita. Konon katanya, kebebasan berekspresi merupakan salah satu hak asasi manusia yang harus dijunjung tinggi-tinggi. Jadi pada dasarnya, for the sake of human rights, setiap orang berhak menulis apapun yang dia mau, baik ataupun buruk.
Tetapi…. Walaupun saya percaya bahwa dalam tulisan seburuk apapun selalu ada hal positif yang bisa diambil, tetap saja akan lebih bijak rasanya jika kita lebih berhati2 dalam menulis di blog. Apalagi jika tulisan2 kita termasuk kategori ‘tidak layak baca’. Terlebih lagi, udah masuk kategori ‘tidak layak baca’, masuk kategori ‘kebohongan publik’ pula.